Rabu, 22 Maret 2017
Minggu, 19 Maret 2017
BALASAN
ORANG YANG MENINGGALKAN SOLAT
Diriwayatkan suatu hari
Rasulullah S.A.W sedang duduk bersama para sahabat, lalu datang pemuda Arab
masuk ke dalam masjid sambil menangis.
Rasulullah S..A.W yang
melihat pemuda itu menangis pun berkata,“Wahai orang muda kenapa kamu
menangis?”
Lalu orang muda itu
menjawab,“Ya Rasulullah S.A.W, ayah saya telah meninggal dunia dan tidak ada
kain kapan dan tidak ada orang yang hendak memandikannya.”
Rasulullah S.A.W
kemudiannya telah memerintahkan Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. mengikuti orang
muda itu untuk melihat perkara yang diberitahu. Setelah tiba, Abu Bakar r.a dan
Umar r.a. mendapati ayah orang mudah itu telah bertukar rupa menjadi babi
hitam, maka mereka pun kembali dan memberitahu kepada Rasulullah S.A.W akan perkara
tersebut,“Ya Rasulullah S.A.W, kami lihat mayat ayah orang ini bertukar
menjadi babi hutan yang hitam.”
Rasulullah S.A.W dan
para sahabat pun pergi ke rumah orang muda dan baginda pun berdoa kepada Allah
S.W.T, mayat itu kemudian bertukar kepada bentuk manusia semula. Lalu
Rasulullah S.A.W dan para sahabat menyembahyangkan mayat tersebut.
Apabila mayat itu hendak
dikebumikan, maka sekali lagi mayat itu berubah menjadi seperti babi hutan yang
hitam, laluRasulullah S.A.W pun bertanya kepada pemuda itu,“Wahai orang
muda, apakah yang telah dilakukan oleh ayahmu sewaktu dia di dunia dulu?”
Lalu orang muda itu pun
menjawab,“Sebenarnya ayahku ini tidak mau mengerjakan sholat.”Kemudian
Rasulullah S.A.W bersabda,“Wahai para sahabatku, lihatlah keadaan orang yang
meninggalkan sembahyang. Di hari kiamat nanti akan dibangkitkan oleh Allah
S.W.T seperti babi hutan yang hitam.”
Pada zaman Abu Bakar r.a, diceritakan ada seorang lelaki meninggal dunia dan ketika mereka mau
menyembahyanginya, kain kapan itu tiba-tiba bergerak. Apabila mereka membuka,
mereka meliihat ada seekor ular sedang membelit mayat tersebut. Ular tersebut
juga memakan daging dan menghisap darah mayat itu.
mereka kemudia coba
membunuh ular tersebut. ketika mau mencoba bunuh ular tersebut, ular itu berkata,“Laa
ilaaha illallahu Muhammadu Rasulullah, mengapakah kamu semua hendak membunuh
aku? Aku tidak berdosa dan aku tidak bersalah. Allah S.W.T yang memerintahkan
kepadaku supaya menyiksanya sehingga sampai hari kiamat.”
Para sahabat
kemudian bertanya, “Apakah kesalahan yang telah dilakukan oleh mayat ini?”
Berkata ular, “Dia telah
melakukan tiga kesalahan, di antaranya :”
1.Apabila dia mendengar
azan, dia tidak mau datang untuk sembahyang berjamaah.
2.Dia tidak mau
keluarkan zakat hartanya.
3.Dia tidak mau
mendengar nasihat para ulama.
Maka inilah balasannya
orang yang meninggalkan solat.
Rabu, 15 Maret 2017
Puisiku
Harga Yang Tak Pernah Bisa Kulunasi ~
Cinta ini begitu, dalam.
Aku merasa tak akan pernah sampai
di umur yang cukup untuk pantas kau tinggalkan.
Kadangkala, aku diam.
Bagiku diam adalah sebuah taman.
Di taman itu tumbuh bunga-bunga ✿ ~
yang tak bisa hidup tanpa tawamu.
Jika kau bersedih, layulah mereka.
Barangkali ada tiga hal
yang dulu membuat aku mengharapkanmu.
Yaitu karena kau baik,
kau menyenangkan
dan kau tak peduli siapa aku sebenarnya.
Ada kalanya aku terpukul,
sebab kita berdua punya kesamaan.
Misal aku orang yang selalu mengulang kesalahan,
sedang kau orang yang berulangkali memaafkan.
Aku tahu,
air matamu adalah harga yang tak pernah bisa aku lunasi.
Namun terima kasih, sebab kau pernah ada ~Amfa
“Cinta adalah puisi malam yang tak pernah selesai ditulis
dan tiba-tiba, pagi.” ..........
Cinta ini begitu, dalam.
Aku merasa tak akan pernah sampai
di umur yang cukup untuk pantas kau tinggalkan.
Kadangkala, aku diam.
Bagiku diam adalah sebuah taman.
Di taman itu tumbuh bunga-bunga ✿ ~
yang tak bisa hidup tanpa tawamu.
Jika kau bersedih, layulah mereka.
Barangkali ada tiga hal
yang dulu membuat aku mengharapkanmu.
Yaitu karena kau baik,
kau menyenangkan
dan kau tak peduli siapa aku sebenarnya.
Ada kalanya aku terpukul,
sebab kita berdua punya kesamaan.
Misal aku orang yang selalu mengulang kesalahan,
sedang kau orang yang berulangkali memaafkan.
Aku tahu,
air matamu adalah harga yang tak pernah bisa aku lunasi.
Namun terima kasih, sebab kau pernah ada ~Amfa
“Cinta adalah puisi malam yang tak pernah selesai ditulis
dan tiba-tiba, pagi.” ..........
Orang yang hidup mengekang diri dengan satu gaya atau model hidup, sudah tentu akan dilanda kejenuhan. Itu terjadi, karena jiwa manusia pada dasarnya cenderung mudah jenuh. Tabiat dasar setiap manusia adalah tidak senang berada dalam satu keadaan yang sama. Dan karena itu pula, maka Allah menciptakan banyak warna dan bentuk untuk suatu tempat, zaman, makanan, minuman, dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Ada malam ada siang, ada dataran tinggi ada dataran rendah, ada putih ada hitam, ada panas ada dingin, dan ada manis ada kecut. Keberagaman dan perbedaan ini seringkali disebut Allah dalam beberapa firman-Nya.
Diantaranya Allah menyebutkan bahwa,
{Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya.} (QS. An-Nahl: 69) {Dari pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang.} (QS. Ar-Ra'd: 4) {Dan, di antara gunung-gunung itu ada garis-garis yang putih dan merah yang beraneka ragam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.} (QS. Fathir: 37)
Syahdan, Bani Israel pernah merasa bosan dengan makanan paling baik mereka dan mengeluh pada Allah,
{Kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja.} (QS. Al-Baqarah: 61)
Al-Makmun kadang kala membaca sambil duduk, sesekali dengan berdiri, dan pada saat yang lain sambil berjalan. Dan karena itu pula ia pernah berkata, "Jiwa manusia itu sungguh sering kali jenuh." {(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring.}
(QS. Ali 'Imran: 191)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa dalam beribadah pun manusia akan merasa jenuh. Oleh karena itu, maka Allah pun memberikan banyak pilihan bentuk dan cara beribadah kepada para hamba-Nya.
Sebagaimana kita ketahui, Allah telah menetapkan berbagai amalan hati, amalan lisan, amalan badan, dan ada amalan harta. Kita juga tidak hanya diwajibkan shalat, tetapi juga membayar zakat, menjalankan puasa, menunaikan haji dan ikut berjihad. Bahkan, dalam shalat pun kita tak hanya disuruh berdiri saja, tetapi juga ruku', berdiri, sujud, dan duduk. Semua ini mengisyaratkan bahwa siapapun yang menginginkan kepuasan, semangat yang selalu baru dan produktivitas, maka ia harus pandai.
Semoga renungan ini bermanfaat..
Langganan:
Postingan (Atom)